Pagi yang beku dengan hiasan hujan rintik-rintik hari itu tidak menyurutkan niat kami untuk kembali menjelajahi Milan.
|
Pagi yang dingin dan basah, dari jendela dapur apartemen |
Setelah
Duomo, kini giliran Cadorna.
|
Kembali naik metro |
Bila saya bandingkan dengan wilayah Duomo, Cadorna terlihat lebih
fresh
dengan munculnya bangunan-bangunan moderen di antara gedung-gedung
bergaya neoklasik. Yang paling mencolok mata adalah bangunan Stasiun KA
commuter Milano Cadorna. Begitu keluar dari stasiun metro di
Piazzale Cadorna, stasiun berwarna hijau toska dengan aksen warna merah menyala pada pilar-pilarnya itu akan segera tertangkap oleh mata.
|
Yang tua dan yang muda bersanding dengan harmonis |
|
Milano Cadorna Railway Station dengan jejeran sepeda sewaan
|
|
Sepeda sewaan, alternatif alat transportasi di Milan |
|
Petunjuk cara membuka dan mengembalikan sepeda, dalam dua bahasa |
Tujuan utama kami ke Cadorna adalah Triennale Design Museum, untuk melihat
TDM5: grafica italiana yang berlangsung sejak 12 April 2012 hingga 24 Februari 2013.
Berbagai
karya desainer grafis Italia ternama seperti: Albe Steiner, Franco
Grignani, Bruno Munari, Bob Noorda, Armando Testa, dan Massimo Vignelli
dipajang di pameran ini. Kita bisa mengikuti perjalanan seni grafis dan
komunikasi visual Italia mulai abad 20-an dan merasakan bagaimana
pentingnya peran para desainer itu dalam pembentukan sosial, ekonomi,
dan budaya Italia. Yang menarik, karya-karya beberapa desainer dalam
bentuk sketsa maupun tugas-tugas semasa kuliah ditampilkan juga di sini.
Saya sempat senyum-senyum sendiri saat melihat tugas masa sekolah Bruno
Munari, yang disebut-sebut sebagai Leonardo da Vinci abad ke-20,
terlihat masih sangat "
cupu" :). Sayang, aturan dilarang memotret di museum ini sangat ketat sehingga tak ada satu foto pun yang bisa saya
share.
|
Banner TDM5 di depan gedung museum |
Selain TDM5: Grafica Italiana, ada juga pameran-pameran lain yang sedang berlangsung di sana, seperti: "
FL:HOURS" oleh
Aleksandra Lajtenberger,
"L’architettura del Mondo
Infrastrutture, mobilità, nuovi paesaggi", sebuah pameran arsitektur infrastruktur keren di berbagai negara, termasuk Italia, yang bikin saya merasa iri :),
"Dracula e il mito dei vampiri" pameran yang membahas tentang drakula dari segi mitos maupun sejarahnya, dan juga
"Un Designer per le Imprese",
sebuah pameran karya 30 mahasiswa yang terpilih dari 150 mahasiswa
sekolah-sekolah desain di Milan. Proyek ini adalah kerjasama antara
sekolah-sekolah desain di Milan dan Asosiasi Perusahaan Milan, dengan
menggunakan bahan-bahan dari
Material ConneXion Italia, untuk mendukung inovasi dan kreatifitas UKM di Milan. Menarik sekali.
|
Poster pameran “Un Designer per le Imprese”, ada beberapa nama mahasiswa Indonesia juga di sana :) |
|
Sayang tak boleh memotret… |
Dari stasiun Milano Cadorna ke museum Triennale di Viale Alemagna, kami
berjalan kaki selama sekitar 10 menit. Dan sebenarnya waktu sampai di
museum hari masih terlalu pagi, museum belum buka, maka kami pun
memutuskan untuk berbelok, masuk ke sebuah taman luas di dekat situ.
|
Semplon Park |
Taman seluas 386,000 m² itu diapit oleh dua buah
landmark kota
Milan, Sforza Castle dan Arco della Pace alias Arch of Peace. Yang
menyenangkan, selain pemandangan indah taman ini juga menyediakan
koneksi internet gratis! :D
|
Pancuran air |
|
Kolam di tengah taman |
|
Pohon-pohon mulai rontok daunnya |
Parco Sempione pagi itu tampak sepi, hanya terlihat beberapa warga
setempat yang sedang jogging atau membawa anjing piaraan berjalan-jalan.
Kabarnya pada bulan September, saat Festival Film Milan
diselenggarakan, taman itu baru ramai dipenuhi pengunjung.
|
Seorang pengunjung di depan patung berbentuk amphitheater, Seduta Musicale |
|
Warga Cadorna dan anjingnya… |
|
Ngobrol seru |
|
Saat bersosialisasi bagi para majikan dan anjingnya |
|
Hmmm…hijau toska (dan merah) adalah identitas warna Cadorna atau Milan? |
Lalu, apa lagi yang menarik dari Cadorna? Buat saya cara paling asik
menikmati Cadorna, selain lewat museum desain dan tamannya, adalah duduk
santai di cafe pinggir jalan, menikmati secangkir cappuccino dan
kue-kue Italia yang lezat sambil memperhatikan orang-orang
berlalu-lalang. Cara orang Italia berbicara dengan mimik wajah dan
gerakan tangannya yang ekspresif adalah pemandangan yang sangat menarik
(Kami sampai membeli sebuah buku tentang arti gerakan tangan itu).
Di antara para pejalan kaki banyak terlihat mahasiswa sekolah seni,
terlihat dari gaya berpakaian nyentrik dan tas berukuran besar yang
mereka kenakan. Memang terdapat beberapa universitas di wilayah Cadorna
ini, salah satunya Brera Academy of Fine Arts yang melahirkan artis dan
desainer ternama seperti
Bruno Munari.
|
Kopi dan kue-kue lezat |
|
Ngopi sambil "nonton" orang lewat |
|
“Tamu” di meja kami :) |
Satu lagi, harga makanan dan minuman di cafe-cafe Cadorna lebih murah
harganya bila dibandingkan dengan Duomo, mungkin karena wilayah ini
lebih bernuansa pelajar ketimbang turis ya? :) Keesokan harinya,
meskipun kami kembali pergi ke
Duomo tetapi kami tetap pergi ke Cadorna untuk makan dan "nongkrong" di cafenya.
|
Di depan tembok Sforza Castle |
Nah, itulah cerita dari Cadorna, Milan. Italia memang terkenal dalam
hal seni, desain, dan makanan, tiga hal yang paling menarik perhatian
saya. Lain kali saya akan bercerita khusus tentang makanan lezat yang
kami cicipi selama di Milan. Sabar ya!
"The Creator made Italy from designs by Michelangelo."
~Mark Twain
artikel ini juga bisa dibaca di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar