Laman

Selasa, 04 Oktober 2011

Kunjung Dua Ujung #2


Perjalanan Kunjung Dua Ujung siap dimulai!!!

Jadwal sudah diatur. Tiket sudah di tangan. Asuransi perjalanan sudah diurus. Teman-teman yang akan kami temui di Sabang dan Merauke sudah di hubungi. Barang bawaan serta bekal sudah disiapkan.

Selain saya, Iwan dan Ikyu ada seorang teman jalan kami, Decyca, yang juga memutuskan untuk bergabung. Syukurlah, pada saat-saat terakhir sebelum berangkat, dia akhirnya mendapatkan ijin cuti satu bulan penuh!!! Leganya kami :)

Karena tidak ada kapal Pelni yang melayani rute Sabang-Merauke non stop, maka perjalanan ini kami bagi dalam 2 etape:

Pertama, etape barat yang dimulai tgl.17 Juni 2011. Berangkat dengan KM Kelud dari Tanjung Priok, Jakarta menuju Belawan, Medan yang akan berlangsung selama 3 hari. Kemudian dilanjutkan dengan naik bus malam dari Medan menuju Banda Aceh pada tgl.19 Juni 2011, perjalanan ini makan waktu kurang lebih 10 jam. Tiba di Banda Aceh tgl.20 Juni 2011, lalu naik fery menyeberang ke sabang di pulau Weh. Kembali ke Jakarta via Banda Aceh pada tgl. 24 Juni 2011 dengan menggunakan pesawat.

Di etape pertama, saya tidak ikut naik KM Kelud ke Banda Aceh karena tgl.18 Juni 2011 harus hadir pada acara pengumuman pemenang "Cantikmu Inspirasiku" bersama Natur-E di Senayan, Jakarta. Saya akan menyusul Iwan, Ikyu dan Decyca ke Banda Aceh tgl.20 Juni 2011 dengan menggunakan pesawat terbang.

Ke dua, etape timur dimulai tgl.26 Juli Juni dari Jakarta ke Surabaya dengan kereta api Argo Anggrek. Menginap semalam di Surabaya, lalu keesokan harinya berangkat menuju Merauke dengan KM Kelimutu dari Tanjung Perak, Surabaya. Bila lancar, kami akan tiba di Merauke tgl 10 Juli 2011 dan kembali ke Jakarta dengan pesawat pada tgl.14 Juli 2011.

Penasaran. Apa kira-kira yang akan kami temui dalam perjalanan nanti?

Greece, I'm Coming!!!


Siapa yang menyangka kalau tahun ini saya bakal pergi ke Yunani?!

Sedang sibuk-sibuknya mengurus rencana pergi ke Sabang dan Merauke, eh, dapat kabar bahwa saya tepilih sebagai salah satu dari 3 orang perempuan yang dianggap inspiratif oleh Natur-E :))

Ini semua gara-gara seorang teman yang terus-terusan merayu saya supaya mau ikut pemilihan itu. Tidak tahu kenapa kok dia yakin betul saya bakal terpilih. Saya memang awet muda (ehem, ehem), tapi inspiratif? Wah, nggak tahu deh... Kebetulan, saya juga mengkonsumsi vitamin berwarna hijau itu sejak masih pengantin baru sampai sekarang sudah jadi ibu-ibu :) (meskipun tidak rutin).

Singkat cerita, dengan masih ragu-ragu toh saya kirim juga portfolio lengkap dengan foto-foto karya dan kegiatan saya dalam Indonesia Bertindak ke Natur-E. Lalu karena sibuk ini-itu, saya tidak ingat lagi soal ajang pemilihan tersebut. Dan tiba-tiba saja saya dapat telepon yang mengabarkan bahwa saya terpilih oleh Natur-E sebagai perempuan inspiratif bersama dua pemenang lain. Wah, seinspiratif itukah saya?
 
Acara pengumuman pemenangnya diadakan di Senayan pada tanggal 18 Juni 2011. Di sana Saya bertemu dan berkenalan langsung dengan Vina dan Rachel, 2 pemenang lain serta Dian Sastro dan Sherina Munaf yang menjadi duta Natur-E. Ramai dan seru sekali. Karena acara ini saya terpaksa mengundurkan jadwal keberangkatan saya ke Sabang dan harus naik pesawat ke Banda Aceh menyusul Iwan, Ikyu dan Decyca yang sudah berangkat lebih dulu naik kapal laut.

Rencananya para pemenang akan berangkat ke Yunani tanggal 18 Juli 2011, itu berarti hanya 4 hari setelah kepulangan saya dari Merauke! Mudah-mudahan saya sehat dan punya tenaga cukup nantinya.

Tahun ini sepertinya bakal seru sekali. Selain pergi ber-Kunjung Dua Ujung ke Sabang dan Merauke, saya juga akan berkunjung ke negeri kakek Plato dan Aristoteles di Yunani. Ah, senangnya.
Terima kasih ya, Natur-E! :)

Kamis, 29 September 2011

Kunjung Dua Ujung #1

Maaf, ini sebenarnya adalah artikel bulan Mei'2011  yang baru sempat ditayangkan...*tepok jidat*

Bertemu pak Cornelis Kowaas di Bintaro

Awalnya dari membaca buku berjudul "DEWA RUCI, Pelayaran Pertama Menaklukkan Tujuh Samudera" yang ditulis oleh Cornelis Kowaas, maka muncullah ide "gila" saya dan Iwan untuk melakukan perjalanan keliling Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dengan naik kapal laut. Yes, dengan kapal laut!

Kenapa dengan kapal laut? Karena pasti akan berbeda bila dibandingkan dengan naik pesawat! Hehe... Ya iyalah!!! Pertama, waktunya akan cukup panjang untuk bertemu lebih banyak orang. Kedua, melihat lebih banyak tempat. Ketiga, merasakan lebih banyak petualangan.

Karena untuk berkeliling Indonesia butuh waktu yang sangat panjang sementara kami hanya punya waktu satu bulan, maka kami putuskan untuk mengunjungi 2 titik paling barat dan timur Indonesia saja, yaitu Sabang dan Merauke. Tapi dengan kapal laut tentunya akan ada banyak tempat yang bisa kami singgahi.

Semoga rencana kami berjalan baik dan lancar. Ini juga merupakan nazar saya, bila Ikyu lulus SD maka saya akan mengajaknya pergi keliling Indonesia, melihat dari dekat betapa luas dan kaya negerinya. Semoga ini akan menambah rasa cinta kami pada negeri ini. Semoga...

Jumat, 24 Juni 2011

Wonderground by Nafka

Wonderground by Nafka, 2nd Chance to be Better adalah sebuah Pameran Prototype
Responsible Lifestyle Products + Artwork yang digelar baru-baru ini di Danes Art Veranda,
jl. Hayam Wuruk 159 Denpasar, Bali pada tgl. 4-10 Juni 2011. Kegiatan ini adalah 'angin segar' yang ditiupkan oleh teman-teman di Bali yang memberikan ruang kepada para desainer untuk berekplorasi dalam mendesain produk yang bersifat environmental-social friendly.
Wonderground sendiri adalah bukan sekadar sebuah pameran produk, jika makna harafiahnya berarti keindahan dan inspirasi yang memijak bumi, ini adalah upaya eksplorasi dan eksperimentasi dalam menawarkan produk-produk yang melekatkan estetika desain, fungsi dan kualitas dari sebuah proses yang menggabungkan community development dan kesadaran lingkungan. Wonderground adalah pameran karya prototype oleh desainer dan artis dari berbagai latar yang kelak akan dilabeli konsep merk Nafka.
Sedangkan Nafka adalah sebuah merk/brand yang merupakan laboratorium bagi pengembangan dan pembelajaran sustainable design. Prinsip environmental-social friendly menjadi mesin yang digerakan oleh kolaborasi jaringan desainer dan seniman bersama perajin dan UKM menciptakan responsible lifestyle product.
Umacab - laci kabinet dari majalah bekas kreasi Aty Budiman
Fitorio Wibowo dan Smile Stool dari limbah kayu
Baju Barbie dari kain sisa kreasi Putu Restiti


BeeStation dari kayu bekas peti kemas kreasi Irwan Ahmett
Adi busana dari kain perca kreasi Ika
Tissue Tempo Doeloe alias saputangan kreasi Indah Esjepe
MatangoLamp dari limbah kaca kreasi Desain9
Mirror Mirror on the Wall-Bingkai dari daun jendela bekas kreasi Ayip
Kid's dream lamp dari limbah kain polyester kreasi Venny Lidyawati
Bagstronout - tote bag dari karung bekas kreasi Mones
Responsible lifestyle yang menjadi area bermain Nafka mensyaratkan penggunaan materi limbah atau
organic, selain itu proses dan manajemen produksi juga menggunakan prinsip fair trade, menghindari penggunaan energi dan produksi karbon berlebih.

Kolaborasi yang diciptakan Nafka lebih dari sekadar hubungan pembuat desain dan pelaksana produksi, kedua pihak akan saling berbagi dan melengkapi. Desainer bertugas mengeksplorasi material, desain dan pasar yang didiskusikan bersama artisan untuk dapat memroduksi produk dengan teknis tingkat kesulitan dan kualitas yang disyaratkan dalam serangkaian aktifitas manajemen produksi. Kelak, model kolaborasi ini akan menjadi pembelajaran dan model pengembangan yang dapat diduplikasi dan diterapkan di berbagai tempat.

Melalui jaringan desainer ini Nafka berencana memiliki sebuah design institute yang siap menjadi wahana bertukar pengalaman dan pengetahuan antar desainer maupun artisan. Prinsip Nafka Design Institute berkonsentrasi pada transformasi informasi dan edukasi bagi desainer dan artisan yang meminati pengembangan produk dengan mengedepankan community development, desain publik dan semangat fair trade.

Nafka memilih mengkhusus dalam pengembangan responsible lifestyle product yang diciptakannya dengan mengajak kalangan desainer dan artisan memaknai istilah design for impact yang menjadi tuntutan dalam kontribusi penciptaan kehidupan sosial, lingkungan dan ekonomi yang lebih baik di negeri ini.

Pameran ini diikuti oleh:
1.    Tegep Octaviansyah, Desainer Produk-Bandung
2.    Safianto, Arsitek-Bali
3.    Aty Budiman, Desainer Interior-Bali
4.    Iqbal Rekarupa, Desainer Grafis-Jogjakarta
5.    Achmad Sopandi, Perupa-Jakarta
6.    Indah Esjepe, Desainer Grafis-Jakarta
7.    Fitorio Leksono, Desainer Produk-Bali
8.    Ayip, Desainer Grafis-Bali
9.    Desain 9, Desainer Interior-Bali
10.  Irwan Ahmett, Desainer Grafis-Jakarta
11.  DP Arsa, Desainer Grafis-Bali
12.  Putu Restiti, Bali
13.  Alma + Roy, Bali
14.  Monez, Desainer Grafis-Bali
15.  Veny Lydiawati, Desainer Produk-Bali
16.  Emma Indrawati, organic textile activist – Jakarta
17.  Ika, fashion desainer, Bali/Hong Kong
18.  Bram Satya, desainer mebel - Yogyakarta

Pameran ini dibuka oleh David B. Berman, seorang desainer Canada yang juga penulis buku “Do Good Design”. Pada tahun 2009, David Berman ditunjuk sebagai penasihat tingkat tinggi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang bagaimana desain dapat digunakan untuk membantu dalam mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals).
Dimeriahkan oleh Yayasan One Dollar for Music yang menampilkan band Nostress dan anak-anak binaan program “Seeds of Hope” dalam memainkan musik dengan instrumen botol dan perkakas bekas.

Pada hari Sabtu 4 Juni Pukul 16:00 - 18:00 WIta juga diselenggarakan workshop musik dengan menggunakan instrumen bahan bekas yang diikuti oleh sekitar 15 anak dari Panti Asuhan "Seeds of Hope" (Dalung) yang akan dibimbing oleh tim One Dollar for Music.

Saat ini acara pameran memang telah berakhir, tapi semoga ini akan menjadi awal bangkitnya semangat melakukan dan menyebarkan ‘kebaikan’ melalui desain.

Go Nafka!

Rabu, 01 Juni 2011

Minggu Inspiratifku

Sebelum saya posting artikel tentang Wonderground Project, saya ingin berbagi cerita dulu tentang beberapa peristiwa yang terjadi di minggu terakhir bulan Mei 2011 ya :)

Buat saya, minggu kemarin adalah minggu yang penuh inspirasi dan kreatifitas. Dimulai dari produksi prototipe desain saputangan dan kain bungkisan baru yang akan saya bawa untuk berpameran di Bali, meskipun sempat tertunda karena sibuk ini-itu dan sedikit kurang enak badan, akhirnya bisa selesai dan dikirim tepat waktu.

Lalu, di minggu yang sama, tepatnya 27/05/2011, acara David Berman Scopa Seminar digelar di Fx-Senayan. Acara ini digagas oleh teman-teman desainer dan periklanan di Jakarta, Jogja dan Bali. Yang menyenangkan dari acara ini adalah kesempatan untuk bertemu dengan banyak teman desainer grafis selain tentu saja bisa bertatap muka dan sedikit bincang-bincang dengan sang pembicara, David "do good" Berman, desainer asal Kanada yang aktif mengajak kalangan desainer dan periklanan untuk mau meluangkan 10% saja dari waktunya untuk melakukan kebaikan dengan menggunakan talenta yang kita miliki.
David "Do Good" Berman beraksi di Fx Life Style - Jakarta
Well, sebenarnya saya setuju dengan komentar seorang teman, bahwa ajakan David untuk melakukan do good sebenarnya adalah ajaran dasar dari setiap agama dan otomatis sepanjang hidupnya manusia wajib melakukan do good. Tapi kegigihan David mengajak dan menginspirasi orang untuk berbuat baik patut mendapat apresiasi. Semoga semangat ini terus menginspirasi kami, para desainer, untuk bertindak do good sehingga suatu hari bisa menjadi sebuah gerakan yang berdaya memperbaiki kondisi negeri ini.
Di acara ini pula, diluncurkan kegiatan yang diberi nama Gitu Dong. Ini adalah kegiatan untuk memberikan penghargaan sederhana kepada sesama manusia dari siapa saja. Intinya, semua orang berhak memberi dan menerima penghargaan Gitu Dong. Penghargaan bisa diberikan dalam bentuk stiker bergambar jempol yang dapat diunduh di aikon.org/doGOOD.
Yang bikin aku bangga juga adalah, panamaan Gitu Dong dicetuskan oleh suamiku (ehem...) Iwan Esjepe sebagai hasil dari diskusi sore hari bersama beberapa kawan di awal persiapan program Do Good Indonesia :)

Acara seru lainnya di hari Sabtu 28/05/2011 adalah Pasar Seni "SMART DIALOGUE"  sebuah event berkala yang diadakan oleh Dia.Lo.Gue Artspace di Kemang, Jakarta. Senang banget bisa lihat produk design, karya seni, barang koleksi yang menarik dan unik. Acara ini diramaikan dengan berbagai akfitas seni, design dan live music. Karya seni yang ditampilkan: Illustrasi karya Inez Tiara, DGTMB by Eko Nugroho, Indyra Art, Kandura Keramik, perhiasan unik karya seniman seperti Aditya Novali, berbagai produk design dari Kolaborate, fashion dari Retha.
Glass coaster kreasi Trybudi Harso dari Kolaborate

Rak limbah kayu dari Kolaborate
Aneka aksesori kreasi Aditya Novali
Acara ini juga dibarengi dengan pembukaan pameran "Sweet Agony" yang menampilkan 19 seniman muda berbakat antara lain: Adi Prawira Widagdo, Andro Napitupulu, Christina Natalia , Faisal Reza, G.H.O.S.T, Harry A. Mawardi, Kupi Arif, Mufti Priyanka (Amenk), Muhamad Akbar, Panca Dz, Pritha Natasha, Recycle Experience, Saraswati Hamid, Satria T. Nugraha, Sutra Ramadhani Djarot, Theo Frids Hutabarat, Tomi Mackel Tori Nelwan, W.A.R.S, Wanara yang dikuratori oleh Rizki Zaelani dan Rifandy Priatna.

O ya, satu lagi yang bikin senang... di acara ini saya bisa belajar book binding dari Oma Anna. Asik dan seru deh pokoknya :)
Belajar book binding bersama Oma Anna
Setelah puas "cuci mata" di Dia.Lo.Gue Artspace, kami pindah ke acara lain di Gedung 28, masih Kemang, Jakarta. Acara yang satu ini masih satu rangkaian dengan kedatangan David Berman di Jakarta yaitu Do Good Indonesia bersama Universitas Bina Nusantara yang bertema Better Jakarta International workshop. Di sini adik-adik mahasiswa DKV Binus berkesempatan mem-presentasi-kan karya do good mereka di hadapan David Berman, para dosen dan komunitas desain grafis Jakarta.
Acara presentasi mahasiswa Binus
Nah, di acara sore hari itu saya bertemu dengan seorang Cecil, desainer muda yang tengah mengumpulkan dana untuk biaya melanjutkan kuliah S2-nya. Upaya yang dilakukan Cecil membuat saya kagum dan bangga. Dia menjual Blank Journal hasil karyanya, hasil dari penjualan itulah yang dijadikannya modal melanjutkan sekolah. Bila sudah terkumpul, mungkin Cecil akan tetap berjualan Blank Journal untuk membiayai orang lain bersekolah. Gitu Dong, Cecil! Semoga berhasil ya... :)
Blank Journal kreasi Cecil
Cecil dan saya :)
Bagi yang berminat membantu Cecil menggapai cita-citanya, bisa menghubungi di imelnya blankjournalproject@yahoo.co.id.

Menjelang malam, acara ditutup dengan penandatanganan manifesto Do Good Indonesia.
Isi dari manifesto itu sendiri sbb:

Paragraf 1.
Kami tergerak untuk menyatakan manifesto ini semata-mata didorong oleh keinginan yang kuat untuk berperan aktif dalam menciptakan peradaban yang lebih baik.

Paragraf 2.
Kemajuan teknologi dan ekonomi di Indonesia sering kali tidak diimbangi dengan sikap bijaksana secara sosial, budaya maupun ekologis. Kami prihatin melihat, merasakan bahkan terlibat dan kondisi ini.

Paragraf 3.
Kami sebagai insan yang diberikanNya kekuatan yang luar biasa dengan bakat dan kemampuan dalam membujuk dan mempengaruhi merasa harus dapat menggunakan karunia tersebut dengan lebih bijak. Apa yg kami punya dapat membawa berkat, namun juga dapat mendatangkan malapetaka berkepanjangan bagi planet bumi.

Paragraf 4.
dengan itikad yang tulus, kami menyepakati untuk membawa kemampuan kami untuk kebaikan bersama. Berbuat baik, berbuat baik dan berbuat baik dengan apa yang kami punya sekecil apapun itu.

Paragraf 5.
Mulai saat ini, kami bertekad untuk menjalankan bakat, kemampuan dan keahlian profesional kami. Karena kami yakin bakat dan keahlian kami akan membawa kebaikan pada planet bumi kita yang tercinta.


diluncurkan di gedungDUA8; Sabtu 28 Mei 2011


Itulah cerita saya tentang minggu akhir bulan Mei yang menyenangkan. Semoga event-event menarik seperti ini makin sering saya temui.

Hehe...


Foto oleh Iwan esjepe

Selasa, 31 Mei 2011

Esjepin Project - Prototipe Desain untuk Wonderground, Bali

Lega! Akhirnya prototipe desain untuk Wonderground di Bali sudah selesai diproduksi dan dikirim minggu lalu.
Produk Esjepin Design ini masih berupa sapu tangan dan kain bungkisan hanya dengan desain yang berbeda.
Kain Bungkisan Kupu - 3 warna

Sapu tangan quote#1
Saputangan quote #2
Yang paling menarik adalah sapu tangan yang didesain juga sebagai kain surat (pengganti kertas surat. Hehe...). Jadi ungkapan isi hati pada si dia disampaikan dalam bentuk yang berbeda. Selain ramah lingkungan juga bisa dijadikan tanda mata yang unik kan? :)

Kain Surat Bunga #1

Kain Surat Kupu


Bagi yang penasaran ingin tahu apa itu Wonderground Project, saya akan bahas pada postingan berikutnya, segera!

Selasa, 03 Mei 2011

Esjepin Project

Kisah Kain Bungkisan

Apakah kain Bungkisan itu?
Di masa kecil saya dulu, sering melihat orang membawa barang yang dibungkus kain, entah sarung atau taplak meja. Kain itu biasanya berisi makanan atau barang sebagai oleh-oleh atau hantaran bila akan berkunjung ke rumah kerabat atau sebuah hajatan.

Sejak jaman baheula, kakek-nenek kita memang menggunakan kain sebagai pembungkus hantaran. Tapi seiring dengan majunya jaman, cara ini semakin ditinggalkan. Terutama oleh penduduk di kota-kota besar.

Sementara masyarakat di Jepang, negara super modern yang masih kuat memegang tradisi, sampai saat ini masih menggunakan kain sebagai pembungkus bingkisan, hantaran, bahkan bekal makan siang. Cara melipat kainnya pun mereka jadikan seni tersendiri.

Dan inspirasi untuk membuat dan mempopulerkan kembali kain bungkus muncul ketika melihat kebiasaan teman-teman Jepang saya di tempat kursus melukis porselen (Yak, saya pernah kursus melukis poselen. Hehe...). Saya senang dan terkagum-kagum dengan kebiasaan mereka membungkus barang-barang dengan kain, bukan dengan plastik atau kertas. Praktis dan bersahaja.
Obrolan dengan mbak Angel dan mas Hermawan Tanzil di Dia Lo Gue kembali mengingatkan saya pada ide membuat kain Bungkisan. Akhirnya, di bulan April 2011 kain Bungkisan #1 dan #2 pun selesai diproduksi.

Jadi, kain Bungkisan bukanlah barang baru. Saya namakan demikian untuk memudahkan penyebutannya saja. Kain Bungkisan berarti Kain Pembungkus Bingkisan dan Hantaran yang Ramah Lingkungan (lumayan panjang, kan?)

Memang belum sempurna betul, tapi semoga desain dan produksi kain Bungkisan selanjutnya semakin ugly, semakin lovely :) 

Hehe...


Kamis, 28 April 2011

Hehe...

Real Natural Beauty Never Depends on "Stuff"


Beberapa hari lalu, seorang teman mengingatkan saya akan pentingnya belajar melepaskan diri dari ikatan pada benda-benda, posisi, kekuasaan dan hal remeh-temeh lain yang melekat pada diri. Dengan begitu hidup akan terasa lebih ringan tanpa beban. Selanjutnya, pikiran dan energi kita akan terfokus untuk mencipta dan berkarya.

Kalau dipikir-pikir benar juga ya... Tidak semestinya kita takut sampai khawatir berlebihan akan kehilangan bahkan bergantung pada harta, popularitas, jabatan atau kekuasaan, karena semua toh hanya pinjaman dari Sang Maha Pencipta. Lagi pula nilai kita sebagai manusia kan tidak ditentukan dari pakaian ataupun jabatan, tapi lebih pada kualitas kepribadian dan intelektualitas kita, bukan?

Saya jadi malu kalau ingat dulu, pada suatu masa, pernah tergoda untuk membeli tas bermerek tapi palsu demi meningkatkan rasa pede. Segitunya banget ya..., padahal kalau saya pakai yang asli pun orang akan tetap mengira itu tas kw alias palsu :)

Coret-coret di bawah saya buat sebagai teguran buat diri sendiri. Bukan berarti anti barang  bermerek dan mahal, atau “sirik” karena tak mampu memilikinya, sekedar mengingatkan, bahwa kecantikan pribadi adalah yang utama, sedangkan kecantikan barang-barang pribadi bolehlah ditaruh pada urutan selanjutnya :)

Hehe..

Senin, 25 April 2011

Esjepin Project

"Tissue Tempo Doeloe" dan "Kain Bungkisan" untuk Kartini.
Bulan April di Indonesia identik dengan perayaan hari Kartini.
Saya ingat beberapa bait pesan R.A Kartini di atas ukiran kayu yang pernah saya baca saat berkunjung ke museum Kartini di Jepara, antara lain berbunyi:

"...dan siapakah yang lebih banyak dapat berusaha memajukan kecerdasan budi itu? Siapakah yang dapat membantu mempertinggi derajat budi manusia? Ibu, karena haribaan ibu itulah manusia mendapatkan didikannya yang mula-mula sekali."

Pesan Kartini ini pula yang menginspirasi saya untuk membuat desain yang temanya tidak jauh-jauh dari peran perempuan, khususnya Ibu,  dalam mendidik putra-putrinya.
Desain saya aplikasikan pada "Tissue Tempo Doeloe" (istilah saya untuk sapu tangan) dan "kain Bungkisan" (nama yang saya buat untuk menyebut kain Pembungkus Bingkisan / hantaran :)). Membuat sapu tangan dan kain pembungkus adalah keinginan lama saya, keduanya mengingatkan saya pada kebiasaan jaman baheula yang bersahaja dan bijaksana karena terbukti lebih ramah lingkungan.

Desain sapu tangan dan kain pembungkus ini saya dedikasikan untuk para Ibu, perempuan hebat Indonesia.
 

Selamat hari Kartini. Masa depan bangsa ini ada di tangan kita, perempuan Indonesia!



 Bagi yang berminat,
"Tissue Tempo Doeloe" dan "Kain Bungkisan" bisa diperoleh di: 

• Dia Lo Gue Shop
  Jl.Kemang Raya no.99A, Jakarta Selatan

• Toko I-Garuda-RI
  Jl. Cipete Raya no. 79, Jakarta Selatan
  Tel. 021 759 16140
 

Jumat, 01 April 2011

Kali Pertama

Halo,
ini kali pertama saya memuat artikel di blog ini. Agak bingung mau menulis apa, karena yang ada dalam pikiran adalah gambar-gambar :) Tapi, karena gambar pun belum siap, jadilah tulisan ngawur ini yang dimuat. Hehe..
Salam kenal, semoga artikel yang muncul kemudian dapat berkesan.